Menggagas Fusi Horison Dalam Hermeneutika Hans Georg Gadamer Sebagai Model Saling Memahami Bagi Dialog Antarbudaya Dengan Relevansi Pada Pancasila Sebagai Landasan Dialogis Filosofis

ABSTRACT
 Fusion of horizons is the encounter between horizon past and present in projection to future. It takes place all kind understanding which influenced by historically effected consciousness. In realm individual activity, fusion characterized formative existential aspect as continual learning on how be rooted one’s own history culture. Formatively, leads build character man dialogue capable adapting himself with his cultural environment. social life, deals atmosphere each other culturally. Practically, praxis enables those who involve it understand relationship among themselves their The concept has role bridging different views through hermeneutical dialogical approach based process pursuing meaning transformation prejudices. As result, a will transformed richly largely.
 
 ABSTRAK
 Fusi horison adalah perjumpaan antara masa lampau dan kini yang terjadi dalam seluruh aktivitas memahami dipengaruhi oleh sejarah pengaruh atas dasar dampak-dampak historis dari lalu proyeksi ke arah depan. Dalam ranah individual, fusi bersifat formatif eksistensial sebagai sarana pembelajaran secara terus-menerus untuk berakar pada jati diri budaya sendiri. Proyeksinya terarah kepada pembentukan karakter sosok manusia berdialog mampu beradaptasi dengan lingkungan di sekitarnya. sosial, mewujud saling dialog. Praksis bagian formasi mengenal baik hubungan-hubungan dirinya, sesamanya, kebudayaannya. Konsep menjembatani horison-horison berbeda melalui pendekatan dialogis-hermeneutik proses pencarian makna-makna transformasi prasangka-prasangka. Hasil jangkauan pandangan lebih luas.
 Kata Kunci: Budaya, Dampak Historis, Dialog, Horison, Prasangka, Saling Memahami.